POST TERBARU

ILMU NEGARA, OBJEK DAN HUBUNGANNYA

Gambar
  ABSTRAK   Ilmu negara merupakan salah satu mata kuliah terpenting di seluruh dunia untuk memperkaya pengetahuan di bidang urusan negara. Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif kepada mahasiswa tentang ilmu kenegaraan, meliputi istilah, definisi, objek, dan hubungannya dengan disiplin ilmu lain. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan kajian hukum normatif dengan pendekatan integrasi keilmuan. Temuan penelitian ini menyoroti pentingnya pemahaman konsep ilmu kenegaraan, khususnya bagi mahasiswa hukum, karena konsep tersebut merupakan landasan dalam mempelajari Hukum Tata Negara. Tanpa pemahaman yang kuat tentang ilmu kenegaraan, kita tidak akan mampu memahami sejarah, asal usul, hakikat, dan evolusi pemikiran kenegaraan secara universal.. Kata Kunci : Ilmu Negara, Mata Kuliah, Istilah,Pengertian,Objek Ilmu Negara           ABSTRACT State science is one of the most important subjects throughout the world to enrich knowledge in the field of state affairs. This

MANAJEMEN DAKWAH PADA MAJLIS TAKLIM



MANAJEMEN DAKWAH PADA MAJLIS TAKLIM
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen Dakwah
Dosen Pengampu : Asep Iwan Setiawan, S. Sos.I., M.Ag.


 
 


   Disusun oleh:
Abidah Khoirun Nizami
Andri Sopiyan
Dini Wahdini
Lukmanul Hakim


 
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Di awal masuknya Islam ke Indonesia, Majelis Ta’lim merupakan sarana yang paling efektif untuk memperkenalkan sekaligus mensyiarkan ajaran-ajaran Islam ke masyarakat sekitar. Dengan berbagai kreasi dan metode, Majelis Ta’lim menjadi ajang berkumpulnya orang-orang yang berminat mendalami agama Islam dan sarana berkomunikasi antar-sesama umat. Bahkan, dari Majelis Ta’limlah kemudian muncul metode pengajaran yang lebih teratur, terencana dan berkesinambungan, seperti pondok pesantren dan madrasah.
Meski telah melampaui beberapa fase pergantian zaman, eksistensi Majelis Ta’lim cukup kuat dengan tetap memelihara pola dan tradisi yang baik sehingga mampu bertahan di tengah kompetisi lembaga-lembaga pendidikan keagamaan yang bersifat formal. Bedanya, kalau dulu Majelis Ta’lim hanya sebatas tempat pengajian yang dikelola secara individual oleh seorang kyai yang merangkap sebagai pengajar sekaligus, maka perkembangan kemudian Majelis Ta’lim telah menjelma menjadi lembaga atau institusi yang menyelenggarakan pengajaran atau pengajian agama Islam dan dikelola dengan cukup baik, oleh individu, kelompok perorangan, maupun lembaga (organisasi).


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu Majlis Taklim ?
2.      Apa hal yang mempengaruhi aktivitas Majlis Taklim ?
3.      Apa fungsi, kedudukan dan tujuan dari Majlis taklim ?
4.      Bagaimana manajemen dalam Majlis Taklim ?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Majlis Taklim
Menurut akar katanya, istilah majelis taklim tersusun dari gabungan dua kata : Majlis yang berarti (tempat) dan Taklim yang berarti (pengajaran) yang berarti tempat pengajaran atau pengajian bagi orang-orang yang ingin mendalami ajaran-ajaran islam sebagai sarana dakwah dan pengajaran agama.
Majelis taklim adalah salah satu lembaga pendidikan diniyah non formal yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia bagi jamaahnya, serta mewujudkan rahmat bagi alam semesta.
Dalam prakteknya, majelis taklim merupakan tempat pengajaran atau pendidikan agama islam yang paling fleksibel dan tidak terikat oleh waktu. Majelis taklim bersifat terbuka terhadap segala usia, lapisan atau strata sosial, dan jenis kelamin. Waktu penyelenggaraannya pun tidak terikat, bisa pagi, siang, sore, atau malam . tempat pengajarannya pun bisa dilakukan dirumah, masjid, mushalla, gedung, aula, halaman, dan sebagainya. Selain itu majelis taklim memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai lembaga dakwah dan lembaga pendidikan non-formal. Fleksibelitas majelis taklim inilah yang menjadi kekuatan sehingga mampu bertahan dan merupakan lembaga pendidikan islam yang paling dekat dengan umat (masyarakat). Majelis taklim juga merupakan wahana interaksi dan komunikasi yang kuat antara masyarakat awam dengan para mualim, dan antara sesama anggot jamaah majelis taklim tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu.
Dengan demikian majelis taklim menjadi lembaga pendidikan keagamaan alternative bagi mereka yang tidak memiliki cukup tenaga, waktu, dan kesempatan menimba ilmu agama dijulur pendidikan formal. Inilah yang menjadikan majlis taklim memiliki nilai karkteristik tersendiri dibanding lembaga-lembaga keagamaan lainnya.

B.     Hal yang Mempengaruhi Aktivitas Majlis Taklim
a.       Mualim atau Ustadz
Majelis Ta'lim pada umumnya diasuh, dibina dan dibimbing oleh mualim, baik individu atau kelompok. Merekalah yang pada akhirnya menentukan warna atau mutu Majelis Ta'lim. Oleh karena itu, hendaknya para Muallim senantiasa meningkatkan diri, baik di bidang pengetahuan agama maupun pengetahuan kemasyarakatan, agar dapat membawa Majelis Ta'lim menghadapi dan menjawab tantangan zaman.
Selain itu, antara Majelis Ta'lim dan mualim terdapat hubungan yang kuat dan erat, karena Majelis Ta'lim adalah tempat para mualim melaksanakan misi dakwahnya.

b.      Jamaah Ta'lim
      Pada umumnya Majelis Ta'lim dikunjungi olehjamaah yang tetap. Artinya, seseorang akan mengunjungi Majelis Ta'lim tertentu secara berulang atau berkala. Namun demikian, menurut kenyataan belum tentu setiap Majelis Ta'lim mempunyai catatan peserta. Sebab, kebebasan dan fleksibilitas adalah salah satu ciri peserta atau jamaah Majelis Ta'lim, berbeda dengan murid di madrasah atau sekolah.
      Meski demikian, ada baiknya dilakukan pencatatan terhadap jamaah Majelis Ta'lirn. Tujuannya antara lain untuk mengetahui perkembangan, pemahaman dan pengalamar para jamaah terhadap materi ta'1im. Pencatatan atau pendataan jamaah juga berguna untuk mengetahui kondisi kehidupan sehari-hari jamaahnya, sehingga Majelis Ta'lim bisa membantu manakala jamaah yang bersangkutar menghadapi persoalan.

c.       Sarana dan Prasarana
Kegiatan Majelis Ta'lim bisa diselenggarakan di masjid, mushalla, balai pertemuan, rumah-rumah keluarga dan lain-lain. Dengan demikian, tempat kegiatan Majelis Ta'lim sangat fleksibel, tidak terikat dengan tempat atau bangunan tertentu dalam pelaksanaannya.
Selain tempat, sarana lain yang penting dimiliki oleh Majelis Ta'lim adalah papan tulis dan alat tulis, kitab atau buku pedoman, pengeras suara, alat perekam, dan bila memungkinkan perlengkapan tulis misalnya komputer dan alat dokumentasi. Bahkan bila perlu, Majelis Ta'lim bisa menggunakan sarana media komunikasi, misalnya stasiun televisi, stasiun radio, ataupun media massa, misalnya koran, majalah, dan buletin guna mensosialisasikan materi ajar atau ceramah yang disampaikan.
Selain itu, suasana lingkungan (kenyamanan) dan keterjangkauan (akses) menuju tempat pengajaran atau Majelis Ta'lim perlu dipertimbangkan, agar para jamaah Majelis Ta'lim bisa mengikutinya dengan nyaman dan mudah.

d.       Waktu Penyelenggaraan
Sebagai lembaga pendidikan non formal, Majelis Ta'lim tidak terikat oleh waktu dalam pelaksanaan atau penyelenggaraannya. Kegiatan Majelis Ta'lim bisa diadakan di pagi hari, siang hari, sore hari, bahkan malam hari, sesuai kebutuhan jamaah Majelis Ta'lim yang bersangkutan.

e.        Kurikulum.
Kurikulum Majelis Ta'lim berisi ajaran Islam dengan segala aspeknya. Karenanya, bahan atau materi pengajarannya bisa berupa : tafsir, hadis, tauhid, fikih, tasawuf, tarikh Islam, bahasa Arab, ataupun masalah-masalah kehidupan yang ditinjau dari aspek ajaran Islam.
Mengingat Majelis Ta'lim memiliki keterbatasan waktu dan tenaga pengajar (mualim), serta keterbatasan pemahaman keagamaan para jamaah, maka Majelis Ta'lim tidak perlu mengambil materi-materi tersebut secara keseluruhan. Majelis Ta'lim dapat saja mengambil beberapa materi atau bahan pengajaran berdasarkan skala prioritas dan sesuai tingkat pemahaman para jamaahnya.
 Majelis Ta'lim juga perlu memiliki atau menggunakan kitab atau buku yang sesuai dengan kemampuan para jamaah. Artinya, Majelis Ta'lim hendaknya menggunakan kitab atau buku-buku yang mudah dipahami oleh para jamaah di awal kegiatannya, baru kemudian meningkat ke buku atau kitab yang lebih tinggi sesuai perkembangan pemahaman keagamaan para jamaah. Buku atau kitab yang digunakan bisa buku yang berbahasa Indonesia ataupun yang berbahasa Arab. Atau tidak menutup kemungkinan, para mualim membuat semacam diktat atau buku pedoman sebagai materi ajar bagi para jamaah.

C.    Fungsi, Kedudukan, dan Tujuan Majlis Taklim
a.       Fungsi
1. Fungsi keagamaan, yakni membina dan mengembangkan ajaran Islam dalam rangka membentuk masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
2. Fungsi pendidikan, yakni menjadi pusat kegiatan belajar masyarakat (learning society), keterampilan hidup, dan kewirausahaan.

3.      Fungsi sosial, yakni menjadi wahana silaturahmi, menyampaikan gagasan, dan sekaligus sarana dialog antara ulama, umara dan umat.

4.      Fungsi ekonomi, yakni sebagai sarana tempat pembinaan dan pemberdayaan ekonomi jama’ah.

5.      Fungsi seni dan budaya, yakni sebagai tempat pengembangan seni dan budaya Islam

6.      Fungsi ketahanan bangsa, yakni menjadi wahana pencerahan umat dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, dan berbangsa

b.      Kedudukan
Kedudukan majlis taklim adalah sebagai tempat lembaga pendidikan non-formal, dan berfungsi sebagai :
a. Membina dan mengembangkan ajaran islam dalam rangka membentuk masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT.
b. Sebagai taman rekreasi rohaniyah, karena penyelenggaraannya yang santai.
c. Ajang berlangsungnya silaturrahmi misal yang dapat menghidup suburkan dakwah dan ukhuwah islamiyah.
d. Sebagai sarana dialog yang berkesinambungan antara para ulama dengan umat.
e. Media penyampaian gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan umat khususnya dan bangsa umumnya.

c.       Tujuan
A.        Tempat belajar-mengajar
Majelis taklim dapat berfungsi sebagai tempat kegiatan belajar mengajar umat Islam, khususnya bagi kaum perempuan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman ajaran Islam.
B.         Lembaga pendidikan dan keterampilan
Majelis taklim juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan keterampilan bagi kaum perempuan dalam masyarakatyang berhubungan, antara lain dengan masalah pengembangan kepribadian serta pembinaan keluarga dan rumah tangga sakinah, mawaddah dan  warohmah. Melalui Majelis taklim inilah, diharapkan mereka menjaga kemuliaan dan kehormatan keluarga dan rumah tangganya.
C.         Wadah berkegiatan dan berkreativitas
Majelis taklim juga berfungsi sebagai wadah berkegiatan dan berkreativitas bagi kaum perempuan. Antara lain dalam berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Negara dan bangsa kita sangat membutuhkan kehadiran perempuan yang sholihah dengan keahlian dan keterampilan sehingga dengan kesalehan dan kemampuan tersebut dia dapat membimbing dan mengarahkan masyarakat kea rah yang baik.
D.        Pusat pembinaan dan pengembangan
Majelis taklim juga berfungsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia kaum perempuan dalam berbagai bidang seperti dakwah, pendidikan social, dan politik yang sesuai dengan kodratnya
E.         Jaringan komunikasi, ukhuwah dan silaturahim
Majelis taklim juga diharapkan menjadi jaringan komunikasi, ukhuwah, dan silaturahim antarsesama kaum perempuan, antara lain dalam membangun masyarakat dan tatanan kehidupan yang Islami.


D.    Manajemen Dalam Majelis Taklim
Dari beberapa fungsi dan peranan yang diterangkan di atas, hal yang perlu diperhatikan bahwa pelaksanaan kegiatan majelis ta’lim dapat dilakukan berdasarkan prinip-prinsip manajemen da’wah yakni, adanya Planning, Organizing, Actuating dan Controlling (POAC), yaitu :
a.            Perencanaan (planning): yaitu merencanakan setiap kegiatan pembinaan yang akan dilaksanakan oleh majelis ta’lim dengan sebaik-baiknya. Dalam merencanakan sebuah kegiatan, MajelisTa’lim hendaknya mengetahui kemampuan yang dimilikinya, baik tenaga, biaya ataupun sarana dan fasilitas. Selain itu, perlu diperhatikan apakah sebuah kegiatan yang direncanakan tersebut benar-benar diperlukan untuk mencapai tujuan atau tidak.
Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam membuat sebuah perencanaan yaitu:
1). Menetapkan tujuan yang akan dicapai. Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang kebutuhan organisasi. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan dayanya secara tidak efektif. Kegiatan yang tidak secara langsung menjurus tujuan yang telah ditetapkan, pada dasarnya adalah sebuah pemborosan dan tidak perlu dimasukkan ke dalam rencana kegiatan MajelisTa’lim
2).  Merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisi organisasi sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber yang tersedia untuk tujuan adalah sangat penting karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Analisa rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan informasi terutama keuangan dan data statistik yang didapatkan melalui komunikasi dalam organisasi.
3). Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan. Segala kekuatan, kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intern dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi keadaan, masalah dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi diwaktu mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan.
4) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan, penilaian alternatif tersebut adalah pemilihan alternatif terbaik.
b. Pengorganisasian (organizing): yaitu mengatur atau meng¬organisasikan semua tenaga, biaya dan sarana yang dimiliki Majelis Ta’lim. Termasuk di dalamnya adalah pembagian tugas antar pengurus, pengaturan tempat, pengaturan ta’Iim (pengajaran) dan pengaturan biaya (keuangan). Semua kegiatan hendaknya dikelola dan dikordinasikan secara balk guna mencapai tujuan bersama. Menurut Handoko (2001 : 24) pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara:
1) Penentuan sumber daya–sumber daya dan kegiatan–kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat “membawa” hal tujuan.
3) Penugasan tanggung jawab tertentu,
4) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu–individu untuk melaksanakan tugas – tugasnya.

c. Aksi/tindakan (actuating): yaitu menyelenggarakan atau melaksanakan rencana-rencana kegiatan yang telah disepakati dalam tindakan nyata sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-masing. Pelaksanaan program dan kegiatan ini harus benar-benar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Karenanya, dibutuhkan semangat dan kemampuan pengurus agar program atau kegiatan yang telah direncanakan bisa berjalan dengan baik dan sesuai keinginan dan tujuan semula. Memperhatikan unsur kesatuan (Unity) pendapat dan pemikiran serta faktor hubungan (koherensi) antar anggota majelis ta’lim dengan tetap menjaga hubungan hati.

d. Pengawasan (controlling): yaitu mengawasi dan mengevaluasi semua kegiatan Majelis Ta’lim dan semua penggunaan dana dan sarana (fasilitas) untuk kemudian memperbaiki dan meningkatkan kemampuan lembaga (Majelis Ta’lim) untuk mencapai tujuan secara optimal. Dalam hal ini, Majelis Ta’lim harus bisa mengawasi dan menilai jalannya sebuah kegiatan, untuk dikemudian dievaluasi hal-hal yang menyangkut keberhasilan, kegagalan, dan hambatan-hambatannya.















BAB III
KESIMPULAN
Dengan pembahasan di atas, akan ada bayangan seperti apa majelis taklim itu dilihat dari fungsi, kedudukan, tujuan dan macam-macamnya. Ketika meneliti atau berkeinginan untuk membentuk sebuat majelis taklim insya Allah akan lebih mudah merumuskannya.
Dalam prakteknya, majelis taklim merupakan tempat pengajaran atau pendidikan agama islam yang paling fleksibal dan tidak terikat oleh waktu. Majelis taklim bersifat terbuka terhadap segla usia, lapisan atau strata social, dan jenis kelamin. Waktu penyelenggaraannya pun tidak terikat, bisa pagi, siang, sore, atau malam . tempat pengajarannya pun bisa dilakukan dirumah, masjid, mushalla, gedung. Aula, halaman, dan sebagainya. Selain tiu majelis taklim memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai lembaga dakwah dan lembaga pendidikan non-formal. Fleksibelitas majelis taklim inilah yang menjadi kekuatan sehingga mampu bertahan dan merupakan lembaga pendidikan islam yang paling dekat dengan umat (masyarakat). Majelis taklim juga merupakan wahana interaksi dan komunikasi yang kuat antara masyarakat awam dengan para mualim, dan antara sesama anggota jamaah majelis taklim tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu.













DAFTAR PUSTAKA

Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim, Jakarta: Pustaka Intermasa, 2009
Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim, Bandung: Mizan, 1997













Komentar

POPULER

PROSES PENYUSUNAN PESAN KOMUNIKASI

HAKIKAT MANUSIA DALAM DAKWAH

PERGERAKAN DAKWAH PP. BUSTANUL WILDAN CILEUNYI BANDUNG