POST TERBARU

ILMU NEGARA, OBJEK DAN HUBUNGANNYA

Gambar
  ABSTRAK   Ilmu negara merupakan salah satu mata kuliah terpenting di seluruh dunia untuk memperkaya pengetahuan di bidang urusan negara. Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif kepada mahasiswa tentang ilmu kenegaraan, meliputi istilah, definisi, objek, dan hubungannya dengan disiplin ilmu lain. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan kajian hukum normatif dengan pendekatan integrasi keilmuan. Temuan penelitian ini menyoroti pentingnya pemahaman konsep ilmu kenegaraan, khususnya bagi mahasiswa hukum, karena konsep tersebut merupakan landasan dalam mempelajari Hukum Tata Negara. Tanpa pemahaman yang kuat tentang ilmu kenegaraan, kita tidak akan mampu memahami sejarah, asal usul, hakikat, dan evolusi pemikiran kenegaraan secara universal.. Kata Kunci : Ilmu Negara, Mata Kuliah, Istilah,Pengertian,Objek Ilmu Negara           ABSTRACT State science is one of the most important subjects throughout the world to enrich knowledge in the field of state affairs. This

prospek pengentasan kemiskinan melalui pengembangan keswadayaan masyarakat

LAPORAN PENELITIAN KAJIAN PUSTAKA
“ PROSPEK PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN KESWADAYAAN MASYARAKAT
 ( Desa Jambu Kidul Kec. Ceper Kab. Klaten Prov. Jawa Tengah ) “

Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi dengan dosen pengampu Drs. Anasis, M.Ag.



Disusun Oleh :
Abidah Khoirun Nizami
1154030001





JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG

2016









KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis  dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Sosiologi dengan judul “Prospek Pengentasan Kemiskinan Melalui Pengembangan Keswadyaan Masyarakat ”. Laporan penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi yang diampu oleh Bapak Drs. Anasis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. 
Semoga Laporan penelitian ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bandung, 01 Desember 2016

            Penyusun        






DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………..1
Daftar Isi ……………………………………………………………………….2
BAB  I              PENDAHULUAN……………………………………………………3
A.    Latar Belakang…………………………………………………………..3
B.     Rumusan Masalah……………………………………………………….3
C.     Tujuan Penelitian………………………………………………………..4
D.    Manfaat  Penelitian……………………………………………………...4
BAB  II  KAJIAN PUSTAKA………………………………………………..5
A.    Kajian Teoritis…………………………………………………………..5
1.      Kajian Pustaka Mengenai Keswadayaan Masyarakat…………………..5
2.      Kajian Pustaka Mengenai Kondisi Perekonomian
di Desa Jambu Kidul Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten
Provinsi. Jawa Tengah………………………………………………….7
B.     Kerangka Berfikir………………………………………………………9
BAB  III  METODOLOGI PENELITIAN………………………………….10
A.    Waktu dan Tempat……………………………………………………..10
B.     Metode Penelitian………………………………………………………11
BAB  IV  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………..12
A.    Hasil Penelitian…………………………………………………………12
B.     Pembahasan…………………………………………………………….14
BAB  V  PENUTUP…………………………………………………………..17
A.    Kesimpulan ……………………………………………………………17
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Adalah suatu kenyataan bahwa kemiskinan masih membelenggu penduduk-penduduk  di Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Kemiskinan sering dihubungkan dengan keterbelakangan dan ketertinggalan dari penduduk tersebut. Kondisi kemiskinan di Jawa sangat berbeda dengan diluar Jawa, kemiskinan di luar Jawa lebih banyak disebabkan oleh keterpencilan suatu daerah, sedangkan kemiskinan di Jawa disebabkan oleh sempitnya pemilikan lahan pertanian yang dimiliki oleh penduduk sebagai penopang kehidupan penduduk, atau bahkan kemudian banyak pula penduduk yang menjadi buruh tani.
 Sebenarnya sudah banyak upaya pemerintah dalam pembangunan perdesaan, namun demikian upaya pembangunan tersebut belum dapat sepenuhnya memenuhi sasaran, karena program-program yang dilaksanakan kadang-kadang belum menyentuh masyarakat miskin.
Sampai saat ini upaya pembangunan pedesaan terus dilakukan dengan makin memprioritaskan penduduk miskin. Salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk adalah melalui pengembangan masyarakat yang mendasarkan diri pada keswadayaan masyarakat.
B.     Rumusan Masalah   
1.      Bagaimana prospek pengentasan kemiskinan melalui pengembangan keswadayaan masyarakat ?        

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui fungsi dari keswadayaan masyarakat
2.      Untuk mngetahui bagaimana kondisi ekonomi di Indonesia
3.      Untuk mengetahui bagaimana prospek dari keswadayaan untuk mengatasi kemiskinan

D.    Manfaat
1.      Manfaat Teoritis :
a.       Hasil penelitian ini menyumbang bagi ilmu pengetahuan mengembangkan ilmu social. Khususnya di bidang Ekonomi
2.      Manfaat Praktis    
a.       Hasil penelitian ini bisa menjadi contoh bagi penelitian sejenis
b.      Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi para sosiolog sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukkan dalam meningkatkan kegiatan keswadayaan masyarakat.








BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Kajian Teoritis
1.      Kajian Pustaka Mengenai Lembaga Keswadayaan Masyarakat
a.       BKM / LKM
BKM / LKM merupakan kepemimpinan kolektif dari organisasi masyarakat warga suatu kelurahan yang anggota – anggotanya dipilih berdasarkan kriteria kemanusiaan, sehingga berperan secara penuh sebagai pemimpin masyarakat warga.
Kolektifitas kepemimpinan ini penting dalam rangka memperkuat kemampuan individu untuk dapat menghasilkan dan mengambil keputusan yang lebih adil dan bijaksana oleh sebab terjadinya proses saling asuh, saling asah dan saling asih antar anggota kepemimpinan yang pada akhirnya akan menjamin terjadinya demokrasi, tanggung gugat, dan transparansi. Disamping itu pola kepemimpinan kolektif juga merupakan desinsentif bagi para pemimpin yang justru ingin mendapatkan kekuatan absolut di satu tangan yang pada gilirannya akan melahirkan tirani dan anarki yang mementingkan diri sendiri dan ketidakadilan.
Masyarakat warga adalah terjemahan dari civil society, yaitu himpunan masyarakat yang diprakarsai dan dikelola secara mandiri, yang dapat memenuhi kebutuhan atau kepentingan bersama, memecahkan persoalan bersama dan atau menyatakan kepedulian bersama dengan tetap menghargai hak orang lain untuk berbuat yang sama dan tetap mempertahankan kemerdekaannya (otonomi) terhadap institusi negara, keluarga, agama dan pasar.
Dengan demikian BKM/LKM merupakan alternatif pilihan bagi warga masyarakat sebagai lembaga yang menjadi motor penggerak dalam penanggulangan kemiskinan seperti yang dibutuhkan oleh masyarakat. Karenanya BKM/LKM sebagai dewan pimpinan kolektif adalah milik seluruh penduduk kelurahan yang bersangkutan.
b.      Misi dan Fungsi BKM / LKM
Misi : Membangun modal sosial dengan menumbuhkan kembali niali – niali kemanusiaan.
Fungsi : Menjadi motor penggerak gerakkan kolektif (bersama) masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan.
c.       Mengapa BKM / LKM diperlukan ?
                               I.            Selama ini pembangunan didominasi oleh pihak luar
                            II.            Maka masyarakat tidak terlibat, hanya menjadi objek
                         III.            Masyarakat menjadi lemah
                         IV.            Terjadi perpecahan dalam masyarakat ke dalam golongan – golongan (kaya – miskin, kaum elite, kewilayahan dsb)
                            V.            Setiap golongan mementingkan diri dan kelompoknya masing – masing, tidak peduli lagi pada kelompok yang lain
                         VI.            Maka lunturlah kebersamaan, kepedulian, dan sebagainya
                      VII.            Makin memiskinkan orang miskin, karena golongan ini selalu terpinggirkan termasuk perempuan miskin didalamnya.
                   VIII.            Diperlukan motor penggerak untuk menumbuhkan kembali gerakkan kebersamaan
                         IX.            Motor penggerak yang berupa kepemimpinan kolektif dan berlandaskan nilai – nilai kemanusiaan.

2.      Kajian Pustaka Mengenai Kondisi Perekonomian di Desa Jambu Kidul Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten Provinsi. Jawa Tengah.
a.       Kondisi Kemiskinan  
Desa Jambu Kidul adalah satu-satunya desa miskin dari 18 desa di kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten. Jarak desa ini dari ibukota (Kabupaten) Klaten kurang lebih 12km, sedangkan jarak dari ibukota kecamatan hanya 2km. desa ini dapat dicapai dari jalan raya Yogya-Solo kearah selatan dengan angkutan ojek atau andong kurang lebih 4 km. jalan yang dilalui menuju desa sebagian besar sudah beraspal. Di jalan tersebut dapat ditemui dua pabrik besar, yaitu pabrik tekstil dan pabrik gula, disamping itu juga ditemui tempat-tempat usaha kerajinan logam.   
b.      Potensi Desa dan Mata Pencaharian Penduduk        
Desa Jambu Kidul, mempunyai luas wilayah 133,26 ha, dengan jumlah penduduk sebesar 3.334 jiwa, terdiri dari 623 KK dan kepadatan penduduk sebesar 2.501,92 jiwa /km. Dari total luas wilayah Desa Jambu Kidul, 66,69% (88,2 ha) diantaranya merupakan lahan produktif yang terdiri dari sawah berpengairan teksnis seluas 61 ha (45,77%), sawah berpengairan setengah  teknis seluas (14,33%) dan sawah berpengairan sederhana seluas 8,1 ha (6,08%). Kurang lebih separo (42 ha) dari lahan produktif tersebut terkena glebagan tebu setiap lima tahun sekali dengan dua kali tebang (29 bulan). Penggunan lahan lain adalah untuk pekarangan yaitu 39 ha (29,26%) dan sisanya 4,74 ha (3,55%) merupakan jalan, sungai dan kuburan.
Sector pertanian memang masih mendominasi kegiatan penduduk desa Jambu kidul, meskipun sudah ada tanda-tanda pergeseran sumber mata pencaharian penduduk, sector pertanian ke sector industry dan sector-sektor lainnya. Dari data monografi desa bulan Desember, terlihat bahwa mayoritas (36,57 %) penduduk bekerja di sector pertanian.
Buruh sering diindetikkan dengan kelompok miskin, karena biasanya upah yang diterima relative rendah bila dibandingkan dengan upah penduduk yang bekerja di sector-sektor lainnya. Buruh tani di Jambu Kidul semakin sulit menggantungkan perekonomiannya pada sector pertanian, karena beberapa petani pemilik menyewakan lahan pertaniannya kepada orang-orang dari liar desa, sehingga buruh tani setempat semakin berkrang “wilayah”kerjanya.
Pengurangan lapangan kerja dalam bidang pertanian berakibat penawaran tenaga kerja lebih besar dari pada permintaan tenaga. Hal ini mengakibatkan semakin tidak menentunya penghasilan sebagai buruh tani. Namun, karena pekerjaan disektor pertanian bersifat musiman, kadang-kaang juga terjadi kekurangan tenaga kerja. Sehingga kekurangan tenaga kerja tersebut harus didatngkan dari liar daerah, terutama dalam pengusahaan tanaman tebu.
c.       Industri Kecil Kaleng dan Permasalahannya
Perkembangan industri kecil dimulai sekitar tahun 1930, atas ide seorang penduduk desa tersebut untuk membuka usaha pembuatan barang kerajinan dari kaleng, seperti ember, dandang dan lain sebagainya. Keterampilan ini didapatkan pada saat dia menjadi buruh pabrik di kota Solo yang memproduksi barang-barang kerajinan dari kaleng.
Industry kerajinan kaleng di desa Jambu Kidul mulai mengalami kemunduran setelah muncul produk-produk serupa dari bahan-bahan plastic, seperti ember plastic, disamping semakin banyaknya penduduk yang berusaha dibidang industry kecil, sehingga persaingan semakin ketat dan banyak pengusaha mengalami kebangkrutan.
B.     Kerangka Berfikir
Lembaga Keswadayaan Masyarkat di Desa Jambu Kidul
Kondisi Kemiskinan Desa Jambu Kidul
Kendala dalam Mata Pencaharian Penduduk Desa Jambu Kidul
Dinamika Masyarakat Desa Jambu Kidul
Prospek Pengembangan Masyarakat Desa Jambu Kidul


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Waktu dan Tempat
1.      Waktu Penelitian
Program penelitian saya dilaksanakan mulai hari Rabu, 30 November 2016,  berikut bentuk rincian penelitian saya :
TABEL PENELITIAN
No.
Keterangan
Waktu
30/11/16
01/12/16
02/12/16
03/12/16
04/12/16
05/12/16






1
Penelitian topik/tema
X





2
Perumusan bab i
X





3
Penelitian ke perpus

X




4
Pembuatan bab ii

X




5
Kajian pustaka ke bapusipda


X



6
Pembuatan bab iii



X


7
Pembuatan bab iv




X

8
Fiksasi laporan





X




2.      Tempat Penelitian
a.       Perpustakaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung
b.      BAPUSIPDA ( Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah )

B.     Metode Penelitian
a.       Metode Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
b.      Kajian Pustaka
Adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan objek penelitian yang sedang dikaji.












BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Penelitian
Dalam masyarakat Jambu Kidul, tercatat ada bermacam-macam kelompok, baik kelompok yang bertujuan untuk mencari keuntungan, kelompok social, maupun kelompok-kelompok keagamaan. Kelompok tersebut muncul baik dari dalam (inisiatif) masyarakat sendiri, maupun melalui bentukan dari luar.
Berdasarkan proses pembentukannya, secara umum dapat diamati adanya tiga macam kelompok dalam masyarakat Desa Jambu Kidul, yaitu 1) Kelompok yang muncul atas inisiatif masyarakat sendiri ; 2) kelompok yang muncul atas dorongan tokoh-tokoh masyarakat setempat ; 3) kelompok yang dibentuk dari luar (pemerintah).
i.        Kelompok yang muncul atas inisiatif masyarakat sendiri
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah kelompok pengusaha industry kaleng, dengan kegiatan pengadaan bahan baku, yang didatangkan dari Jakarta. Kelompok ini pernah ada di desa tersebut antara tahun 1980-1983. Adapun modal awal untuk membeli bahan baku tersebut berasal dari iuran para anggotanya, sedangkan pemupukan modal selanjutnya berasal dari selisih antara tingkat harga beli dan harga jual bahan baku tersebut kepada anggota kelompok.

ii.    Kelompok yang muncul atas dorongan tokoh-tokoh masyarakat setempat
Kelompok yang muncul atas dorongan tokoh-tokoh masyarakat setempat adalah kelompok dana social, kelompok anggota koperasi primer dan kelompok pengajian. Yang dimaksud dengan tokoh-tokoh masyarakat disini adalah tokoh-tokoh agama, aparat desa, dan orang-orang yang disegani oleh masyarakat setempat.
Kelompok dana social merupakan pengembangan dari suatu kelompok yang dinamakan kelompok bolo pecah. Kelompok ini berawal dari ide pemikiran salah seorang tokoh masyarakat di Dukuh Jambu, yang mengamati adanya kesulitan msyarakat dalam pengadaan peralatan makan-minum untuk keperluan rapat pertemuan-pertemuan lainnya.
iii.                Kelompok hasil pembentukan dari luar (pemerintah)
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah kelompok Dharma Tirta, kelompok pengusaha industry kecil dan kelompok penerima program P2LDT (Perbaikan Perumahan dan Lingkungan Desa Terpadu).
Kelompok  Dharma Tirta merupakan kumpulan dari para petani pemakai air. Kelompok ini dibentuk sekitar tahun 1989. Sebelum ada kelompok Dharma Tirta, sering terjadi keributan diantara para petani dalam masalah penggunaan air untuk mengairi sawah mereka, meskipun sebetulnya sudah ada perangkat desa yang sudah memepunyai tugas mengawasi pembagian air.

B.     Pembahasan
Pembentukan kelompok memang mudah dilaksanakan, namun yang sulit adalah menjamin kelangsungan kelompo tersebut untuk semakin dapat memberikan manfaat yang positif bagi para anggotanya, baik itu manfaat ekonomi, social maupun spiritual.
Kerjasama akan lebih mudah dicapai melalui kelompok yang kohesif daripada kelompok non kohesif. Kohesivitas kelompok tercermin dari adanya solidaritas diantara anggota kelompok dan adanya ketertarikan subyek untuk menjadi anggota dalam kelompok tersebut. Solidaritas itu muncul melalui pengalaman interaksi dengan masing-masing individu untuk dapat saling mengenal, sebelum luncul rasa solidaritas diantara mereka.
Kesadaran beragama tampaknya merupakan faktor utama yang mendukung keberhasilan kelompok pengajian dalam “menjaring” anggota, sehingga kelompok ini semakin berkembang dan memiliki banyak anggota. Kesadaran beragama tidak terlepas dari peran tokoh-tokoh agama dalam mendorong masyarakat untuk memperdalam imannya melalui kelompok-kelompok pengajian. Dalam masyarakat Jambu Kidul yang mayoritas agama islam, tokoh-tokoh agama memang termasuk tokoh-tokoh yang disegani dan diprcaya.
            Secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat keswadayaan masyarakat Desa Jambu Kidul sudah cukup tinggi. Disamping itu juga sudah ada usaha untuk mewujudkan keswadayaan tersebut dalam bentuk-bentuk kelompok. Dengan demikian, untuk melaksanakan pembangunan desa dengan model-model pembangunan yang mendasarkan diri pada keswadayaan masyarakat, seperti dalam program Inpres Desa Tertinggal, kiranya tidak terlalu sulit.
            Dari pengalaman kelompok-kelompok yang ada maupun yang pernah ada di Desa Jambu Kidul, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan kelompok, agar kelompok tersebut dapat berfungsi secara maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya, yaitu :
1.      Pembangunan kelompok swadaya masyarakat, akan lebih berhasil apabila menggunakan kelompok yang sudah ada atau pernah ada di masyarakat. Atau apabila hendak dibentuk kelompok baru, maka pemilihan anggota kelompok hendaknya diserahkan kepada calon anggota sendiri. Hal ini untuk menjamin adanya solidaritas diantara anggota kelompok, yang pada akhirnya dapat tercipta adanya situasi kerjasama yang baik.
2.      Jumlah anggota kelompok hendaknya tidak terlalu besar, karena semakin banyak jumlah anggota kelompok, maka semakin sulit membentuk hubungan yang erat diantara para anggota. Oleh karena itu apabila hendak menggunakan kelompok-kelompok besar seperti kelompok Dana Sosial, maka perlu adanya pemecahan kelompok kedalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari anggota-anggota yang berdomisili di dukuh/dusun yang sama.
3.      Adanya keterlibatan tokoh-tokoh masyarakat (tokoh agama, perangkat desa, dan aktivis dalam kegiatan masyarakat ), dalam memberikan dorongan serta arahan kegiatan kelompok.
Meskipun pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat tampaknya mudah dilaksanakan di Desa Jambu kidul, namun hal ini belum cukup untuk menjamin keberhasilan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk yang terlibat dalam usaha industry kecil misalnya, tidak cukup hanya dengan membentuk kelompok dan kemudian diberikan dana untuk mengembangjan usaha, karena yang menjadi masalah utama dalam usaha industry kecil di desa tersebut adalah pemasarannya. Maka dari itu prospek pengembangan masyarakat akan lebih baik apabila disertai bantuan dalam masalah pemasaran. Untuk itu pemerintah perlu lebih mengarahkan kebijaksanaan yang mendorong kerjasama antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil, melalui system Bapak Angkat atau system Sub Kontraktor, dengan penekanan pada industry-industri kecil yang berada di desa-desa miskin. Disamping itu untuk mencapai keberhasilan kerjasama antara industry besar dengan industry kecil, maka perlu adanya perangkat hukum untuk mengawasi pelaksanaan kerjasama tersebut. Dengan adanya kebijaksanaan tersebut diharapkan industry kecil dapat berkembang dengan baik, dan pada akhirnya upah buruh industry kecil juga semakin meningkat.
Dalam bidang pertanian, untuk menghindari kerugian petani karena adanya glabagan tebu, perlu segera penyebarluasan informasi mengenai Undang-Undang nomor 12 tahun 1992 tentang system budidaya tanaman, yang antara lain berisi pernyataan tentang adanya kebebasan bagi petani untuk menentukan pilihan jenis tanaman dan pembudidayaannya (pasal 6 ayat 1). Dengan adanya pengetahuan tentang hal ini, petani akan merasa lebih bebas untuk menganeka ragamkan jenis tanaman, dengan tanaman yang menurut mereka lebih menguntungkan. Dan dengan penganekaragaman jenis tanaman ini, buruh dan juga akan lebih diuntungkan, karena pekerjaan mereka juga semakin banyak dan penghasilan mereka akan meningkat.












BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat tampaknya mudah dilaksanakan di Desa Jambu kidul, namun hal ini belum cukup untuk menjamin keberhasilan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk yang terlibat dalam usaha industry kecil misalnya, tidak cukup hanya dengan membentuk kelompok dan kemudian diberikan dana untuk mengembangjan usaha, karena yang menjadi masalah utama dalam usaha industry kecil di desa tersebut adalah pemasarannya. Maka dari itu prospek pengembangan masyarakat akan lebih baik apabila disertai bantuan dalam masalah pemasaran. Untuk itu pemerintah perlu lebih mengarahkan kebijaksanaan yang mendorong kerjasama antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil, melalui system Bapak Angkat atau system Sub Kontraktor, dengan penekanan pada industry-industri kecil yang berada di desa-desa miskin. Disamping itu untuk mencapai keberhasilan kerjasama antara industry besar dengan industry kecil, maka perlu adanya perangkat hukum untuk mengawasi pelaksanaan kerjasama tersebut. Dengan adanya kebijaksanaan tersebut diharapkan industry kecil dapat berkembang dengan baik, dan pada akhirnya upah buruh industry kecil juga semakin meningkat.
Dalam bidang pertanian, untuk menghindari kerugian petani karena adanya glabagan tebu, perlu segera penyebarluasan informasi mengenai Undang-Undang nomor 12 tahun 1992 tentang system budidaya tanaman, yang antara lain berisi pernyataan tentang adanya kebebasan bagi petani untuk menentukan pilihan jenis tanaman dan pembudidayaannya (pasal 6 ayat 1). Dengan adanya pengetahuan tentang hal ini, petani akan merasa lebih bebas untuk menganeka ragamkan jenis tanaman, dengan tanaman yang menurut mereka lebih menguntungkan. Dan dengan penganekaragaman jenis tanaman ini, buruh dan juga akan lebih diuntungkan, karena pekerjaan mereka juga semakin banyak dan penghasilan mereka akan meningkat.

B.     Saran
Pembangunan kelompok swadaya masyarakat, akan lebih berhasil apabila menggunakan kelompok yang sudah ada atau pernah ada di masyarakat. Atau apabila hendak dibentuk kelompok baru, maka pemilihan anggota kelompok hendaknya diserahkan kepada calon anggota sendiri. Hal ini untuk menjamin adanya solidaritas diantara anggota kelompok, yang pada akhirnya dapat tercipta adanya situasi kerjasama yang baik. Dan adanya keterlibatan tokoh-tokoh masyarakat (tokoh agama, perangkat desa, dan aktivis dalam kegiatan masyarakat ), dalam memberikan dorongan serta arahan kegiatan kelompok.



DAFTAR PUSTAKA
Tjondronegoro, Soediono M.P., 1977, Lembaga Keswadayaan Masyarakat, LP3ES, Jakarta.

Tim P3PK-UGM, 1994, Keswadayaann Masyarakat Desa Tertinggal, P3PK-UGM, Yogyakarta

Chambers, Robert. 1983, Pembangunan Desa Mulai Dari Belakang, LP3ES, Jakarta

Mas’oed, Muchtar, 1993, “Ekonomi Politik Pembangunan Dan Pemberdayaan Rakyat” dalam Prospektif vol. 5. No.1 dan 2, PPSK, Yogyakarta.

Komentar

POPULER

PROSES PENYUSUNAN PESAN KOMUNIKASI

HAKIKAT MANUSIA DALAM DAKWAH

PERGERAKAN DAKWAH PP. BUSTANUL WILDAN CILEUNYI BANDUNG