DASAR-DASAR
PELATIHAN DAKWAH
A.
Pengertian
Manajemen Pelatihan Dakwah
Manajemen secara bahasa, berasal dari kata inggris to manage
atau Itali managio dari managiare yang berarti melatih
kudas-kuda, atau mengendalikan (to handle), serta dari bahasa latin manus,
yang berarti tangan (to handle) , menangani, mengurus, mengendalikan.
Arti lebih spesifik dari manage,
yaitu to direct and control
(membimbing dan mengawasi), to treat with care ( memperlakukan dengan
seksama ), to carry on business or affairs (mengurus perniagaan atau
urusan) to achieve one’s purpose (mencapai tujuan tertentu).
Adapun pelatihan berasal dari kata latih, yang merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris training. Dalam ilmu perilaku, latihan menurut
William G. Scott adalah suatu kegiatan lini dan staff yang tujuannya untuk mengembangkan
sumber daya insani untuk memperoleh efektivitas pekerjaan perseorangan yang
lebih besar, hubungan antar perseorangan dalam organisasi menjadi lebih baik,
serta kesesuaian dengan lingkungan yang
lebih meningkat.
Adapun dakwah didefinisikan dalam suatu rumusan definisi. Telah
banyak tokoh yang memberikan definisi terhadap dakwah ini, salah satunya Aly
Mahfudz :
“Memotivasi manusia untuk berbuat kebaikan dan petunjuk, menyuruh
pada yang ma’ruf dan mencegah pada yang munkar, untuk memperoleh kebahagiaan
yang hakiki.”
Dengan demikian, manajemen pelatihan dakwah dapat diartikan sebagai
suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengawasi dan
mengevaluasi pekerjaan dan penggunaan semua sumber daya organisasi dalam
pelaksanaan program yang berhubungan dengan peningkata ilmu pengetahuan dan
memperbaiki keterampilan dalam upaya mengubah pemahaman, sikap dan prilaku
mad’u ke arah yang diridhai oleh Allah SWT.
B.
Objek
Kajian Manajemen Pelatihan Dakwah
Setiap ilmu memiliki objek material dan objek formal. Jika
ditelusuri, Manajemen Pelatihan Dakwah memiliki objek material, yaitu perilaku
manusia dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Sampai disini MPD memiliki
keserumpunann dengan manajemen pendidikan.
Sementara yang membedakan MPD dengan ilmu tersebut terdapat pada
objek formalnya, yaitu pengelolaan kegiatan dalam meningkatkan keterampilan,
mengubah pemahaman, sikap dan prilaku sesuai misi dakwah Islam.
C.
Tujuan
Manajemen Pelatihan Dakwah
Pada prinsipnya tujuan MPD dapat digolongkan menjadi tiga kategori.
Pertama, terkelolanya upaya meningkatkan keterampilan. Pelatihan yang
diselenggarakan berkaitan dengan tujuan meningkatkan keterampilan para peserta
sehubungan dengan tugas yang harus diselesaikan. Kedua, terkelolanya
upaya meningkatkan sikap. Pelatihan yang diselenggarakan bertujuan untuk
menghasilkan perubahan sikap pada diri peserta. Ketiga, terkelolanya
upaya meningkatkan pengetahuan. Pelatihan yang diselenggarakan bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan para peserta pelatihan.
D.
Hubungan
Manajemen Pelatihan Dakwah dengan Ilmu Lain
Keterkaitan antara Manajemen Pelatihan Dakwah (MPD) dengan
ilmu-ilmu yang lain, dapat dibagi menjadi tiga kategori :
1.
Hubungan
dengan ilmu yang mendasari. Hal ini akan berkaitan erat dengan manajemen,
pendidikan,dan dakwah yang serumpun, maka MPD merupakan kelanjutan dari ilmu
tersebut. Oleh karena itu, orang-orang yang mempelajari MPD akan lebih matang
jika dasar-dasar manajemennya telah dipelajari. Asumsinya, seorang yang
memiliki wawasan dasar manajemen, ia akan dapat menguji cobakan wawasannya
dalam kerangka kerja pelatihan dakwah.
2.
Hubungan
dengan ilmu yang memiliki bobot praktik pengembangan SDM. Dengan demikian, MPD
akan memililki hubungan erat, misalnya dengan : kepemimpinan, pengembangan SDM,
didaktik metodik, psikologi belajar, dan tnetu masih banyak lainnya. Bahkan
jika ilmu yang memiliki bobot teori dan praktik , maka upaya penyiapan SDM-nya
akan sangat berkaitan dengan MPD.
3.
Hubungaan
dengan aktivitas yang memiliki bobot penyiapan SDM. Dalam hal ini, MPD akan
sangat berhubungan dengan berbagai kebutuhan pada sejumlah lembaga dakwah,
lembaga sosial, lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan, lembaga politik, dan
sebagainya.
E.
Prospek
Manajemen Pelatihan Dakwah
Demikianlah program pelatihan dakwah dapat dirancang. Hal tersebut
sesuai dengan kenyataan bahwa kehidupan tiap orang akan senantiasa dihadapkan
pada perubahan. Setiap perubahan menuntut perubahan pula pasa setiap orang.
Sehingga perubahan pada masa kini dan masa yang akan datang, akan menjadikan
setiap orang sebagai peserta pelatihan seumut hidup. Karena setiap orang harus
berubah untuk mengatasi perubahan. Demikianlah perubahan menjadi alasan,
sekaligus menjadi tujuan dari kegiatan latihan yang diselenggarakan.
Komentar
Posting Komentar